Berikut cerita dari pelatihan tersebut, pernah ditulis oleh salah satu volunteer kami, Miss Nissa dalam blog facebooknya.
------------------------------------------------------------
Sabtu (30/05) kemarin, saya bersama teman-teman dari TK Pelita Ampera dari Taman Ismail Marzuki (Cika, Ibu Ida, Ibu Tini dan Si yudi) menyelenggarakan kegiatan pelatihan daur ulang sampah menjadi barang kerajinan bagi Ibu-ibu orang tua murid.

Nah ini dia ibu2nya yang tekun2 banget menggunting dan melipat sampah2 Indomie yang banyak bangettt...
Seru banget! Pelatihan ini memanfaatkan sampah rumah tangga seperti bungkus Kopi, Indomie, Pop Ice, dsb menjadi barang-barang seperti tas atau dompet. Bungkus-bungkus yang sudah terkumpul, harus dbersihkan dan digunting dengan benar (Sehari sebelumnya,saya sok-sok an menyediakan diri untuk mencuci bersih dan menggunting lebar ratusan bungkus indomi dan kopi yang sudah terkumpul dari sebagian Ibu-ibu, eh.. begitu diliat, ternyata guntingannya salah, nyesell..). Untungnya, mengumpulkan sampah ini tidak susah, banyak dari Ibu-ibu yang “profesi”nya berjualan kecil-kecilan di rumah mereka.

Ibunya wahyu (pink) yang merhatiin bu atun (orange), takut pegang jarum dan benang kasur, karena lagi hamil
Di Hari H, terkumpul setidaknya 17 ibu-ibu orang tua murid. Kami memang sengaja meng-encourage hanya mereka yang tertarik dan berminat mempunyai keterampilan baru dan kegiatan yang bermanfaat.

sebenernya ini mau moto kuenya ibu ida... hehhe
Beberapa memang ngobrol sendiri dan bingung dengan seni lipat melipat bungkus Indomi, tapi wah.. hampir semua peserta tertarik dan terpacu begitu mengetahui barang-barang yang akan mereka buat bisa dijual di pasaran. Pasalnya, si pengajarnya, Ibu Atun dan Ibu May, tak segan-segan “manas2in” para Ibu-ibu bagaimana barang-barang kerajinan yang mereka buat bisa laku di pasaran dari harga 50 – 250 ribu.

ini dia bu atun dan bu mai (merah). Cika, Bu Ida Bu Tini dan si yudi ga keliatan
Ngomong-ngomong soal pengajar, Ibu Atun dan Ibu May ini adalah anggota dari PKK RW 8 dari Petojo yang termahsyur itu. Hehe, termahsyur karena, komunitas di Petojo ini sudah sering dimuat di berbagai media karena prestasi mereka dalam menyelenggarakan pendidikan lingkungan untuk warga sekitarnya. Dari mendaur ulang sampah, membuat komposter, bikin MCK Plus-plus.. sampai ketua RW nya yang baru-baru ini mendapatkan Kalpataru.
Wah… banyak deh, padahal kalau dilihat langsung, kondisi lingkungan mereka nggak jauh beda dengan di Kalipasir lho..
Well, pada akhirnya, saya, cika, Bu ida dan Bu Tini seneng banget pelatihan sudah berjalan lancar, dan yang lebih penting lagi berhasil membuat Ibu-ibu “penasaran” dengan daur ulang sampah rumah tangga mereka sendiri. Giat dan tekun, urusan nanti. Penasaran saja, sudah cukup untuk sementara ini..
No comments:
Post a Comment